Latest Post
01.29
Written By Unknown on Rabu, 19 Juni 2013 | 01.29
08.39
cakupan tauhid
Written By Unknown on Rabu, 12 Juni 2013 | 08.39
CAKUPAN BAHASAN TAUHID
Adapun bahasan Tauhid merupakan bagian dari pembahasan aqidah, yakni bahasan aqidah khusus yang berkenaan dengan Rukun Iman – Iman kepada Allah.
Adapun bahasan Tauhid merupakan bagian dari pembahasan aqidah, yakni bahasan aqidah khusus yang berkenaan dengan Rukun Iman – Iman kepada Allah.
Cakupan bahasan Tauhid meliputi:
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma wa Sifaat
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma wa Sifaat
C. PENTINGNYA AKIDAH DAN TAUHID
Akidah, terlebih permasalahan tauhid merupakan hal yang sangat penting dan mendasar, dakwah Nabi di mekah 10 tahun hanya terfokus pada penanaman aqidah, baru pada tahun ke 10 kenabian ada perintah Shalat, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan aqidah adalah sangat penting dan mendasar. Barangsiapa yang tauhidnya benar, maka baik pula Islamnya, dan barangsiapa tauhidnya rusak, maka sia-sialah amalnya.
Akidah, terlebih permasalahan tauhid merupakan hal yang sangat penting dan mendasar, dakwah Nabi di mekah 10 tahun hanya terfokus pada penanaman aqidah, baru pada tahun ke 10 kenabian ada perintah Shalat, hal ini menunjukkan bahwa permasalahan aqidah adalah sangat penting dan mendasar. Barangsiapa yang tauhidnya benar, maka baik pula Islamnya, dan barangsiapa tauhidnya rusak, maka sia-sialah amalnya.
D. CONTOH KASUS
Berikut contoh-contoh untuk membantu memetakan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan pembahasan aqidah
- Seseorang datang ke kubur, kemudian berdoa dan meminta kepada penghuni kubur, maka hal ini merupakan pelanggaran tauhid, yakni tauhid uluhiyah.
- Seseorang meyakini bahwa adanya penguasa laut selatan selain Allah, maka hal ini merupakan pelanggaran tauhid, yakni tauhid rububiyah
- Seseorang yang meyakini bahwa ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw, maka telah melakukan pelanggaran aqidah, bahkan Rukun Imannya rusak, yakni Iman kepada para Rasul, dimana salah satu point dalam iman kepada para Rasul adalah meyakini bahwa Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul terakhir
- Seseorang melakukan zina, apakah pelakunya kafir? Perbuatan Zina merupakan dosa besar, akan tetapi tidak menyebabkan pelakunya kafir. Pelakunya juga tidak menyebabkan menjadi ahlu bid’ah karena perbuatan zina adalah perbuatan maksiat, tidak berkaitan dengan aqidah/keyakinan, yakni selama pelakunya masih meyakini bahwa perbuatan zina adalah haram.
- Pemahaman khowarij, dimana mereka memberontak kepada Ali bin Abi Thalib ra, maka telah melakukan pelanggaran prinsip-prinsip Aqidah Islam, yakni haramnya memberontak kepada pemerintah selama pemerintah masih muslim
- Pemahaman Qodariyah, dimana mereka tidak beriman dengan adanya takdir, maka telah melakukan pelanggaran aqidah, bahkan rukum imannya rusak, yakni berkenanan dengan Rukun Iman – Iman kepada Taqdir.
08.37
tauhid dan akidah bag 2
B. CAKUPAN BAHASAN TAUHID DAN AQIDAH
Para ulama telah menulis kitab-kitab Aqidah, ada yang menuangkannya secara rinci, ada pula yang secara pokok-pokoknya saja. Keyakinan para ulama terdahulu adalah sama. Diantara kitab-kitab tentang Aqidah yang ditulis oleh para ulama antara lain:
Para ulama telah menulis kitab-kitab Aqidah, ada yang menuangkannya secara rinci, ada pula yang secara pokok-pokoknya saja. Keyakinan para ulama terdahulu adalah sama. Diantara kitab-kitab tentang Aqidah yang ditulis oleh para ulama antara lain:
- Ushul Sunnah wa I’tiqad Dien, Abu Zur’ah Ar-Razi (Wafat 264 H) + Abu Hatim (Wafat 277)
- Ushul As-Sunnah, Imam Ahmad bin Hambal (164-241 H)
- Aqidah Thahawiyah, Imam Abu Ja’far Ath-Thohawi (239-321 H)
- Aqidah Salaf Ashabul Hadits, Syaikhul Islam Abu Isma’il Ash-Shabuni (373H – 449 H)
- Min Ushul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Syaikh DR. Sholeh Fauzan
- Dan lain-lain.
CAKUPAN BAHASAN AQIDAH
Syaikh DR. Sholeh Fauzan dalam kitabnya “Min Ushul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” memaparkan 9 prinsip pokok dalam Aqidah. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
Syaikh DR. Sholeh Fauzan dalam kitabnya “Min Ushul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” memaparkan 9 prinsip pokok dalam Aqidah. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Rukun Iman
- Iman kepada Allah
- Iman kepada para malaikat-Nya
- Iman kepada Kitab-kitab-Nya
- Iman kepada para Rasul-Nya
- Iman kepada Hari akhir
- Iman kepada Taqdir yang baik dan buruk
- Iman kepada Allah
- Iman kepada para malaikat-Nya
- Iman kepada Kitab-kitab-Nya
- Iman kepada para Rasul-Nya
- Iman kepada Hari akhir
- Iman kepada Taqdir yang baik dan buruk
2. Iman mencakup perkataan, perbuatan dan keyakinan, iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.
3. Perbuatan dosa selain syirik dan kekufuran tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam.
4. Wajibnya taat kepada pemerintah Muslim dalam hal yang bukan maksiat.
5. Larangan memberontak kepada pemerintah selama pemerintah masih muslim.
6. Larangan mencela para sahabat Nabi saw
7. Mencintai Ahli Bait Nabi saw
8. Membenarkan adanya karomah para wali
9. Berdalil dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan mengikuti apa-apa yang dijalankan oleh para sahabat Nabi saw
Kesembilan pokok aqidah tersebut
didasarkan pada dalil-dalil Al-Qur’an dan Al-Hadits sesuai dengan yang
dipahami oleh generasi awal umat ini. Aqidah shahihah/yang benar
tersebut dikenal dengan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adapun
aqidah/keyakinan yang menyelisihi aqidah tersebut disebut dengan
Aqidahnya Ahlu Bid’ah.
08.36
Tauhid dan akidah
Tauhid dan Akidah merupakan istilah
syar’i yang sering kita jumpai baik dalam buku-buku maupun ceramah
Islam. Apa perbedaan istilah tersebut dan cakupan bahasannya? Berikut
ulasan ringkasnya.
Pembahasan Islam dilihat dari topik bahasannya mencakup 2 bagian:
Pembahasan Islam dilihat dari topik bahasannya mencakup 2 bagian:
- Aqidah
- Amaliyah
Pembahasan aqidah berkenanan dengan
keyakinan, adapun amaliyah berkenanan amaliah seorang muslim. Pembahasan
tentang Thoharoh, Shalat, Puasa, Dzikir dan seterusnya merupakan
amaliah, adapun iman kepada Allah, kepada Malaikat, dan seterusnya
merupakan pembahasan Aqidah.
Lalu, apa bedanya antara tauhid dan aqidah?
A. DEFINISI TAUHID DAN AKIDAH
1. Tauhid
Secara bahasa:
Tauhid merupakan masdar/kata benda dari kata wahhada – yuwahhidu, yang artinya menunggalkan sesuatu.
Secara bahasa:
Tauhid merupakan masdar/kata benda dari kata wahhada – yuwahhidu, yang artinya menunggalkan sesuatu.
Secara istilah syar’i:
Mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat
Mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat
2. Aqidah
Secara bahasa:
Diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ikatan
Secara bahasa:
Diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ikatan
Secara istilah syar’i:
Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
08.16
Kenapa Orang Sunda Tidak Mau disebut Orang Jawa?
Ketika
saya bepergian keluar negara dari Indonesia, atau bahkan pergi keluar
pulau Jawa seperti ke Bali, Sumatera atau Kalimantan, orang akan
memanggil saya sebagai orang Jawa. Itu dikarenakan memiliki KTP Bandung
yang memang terletak di Pulau Jawa. Padahal,
bagi masyarakat di pulau Jawa bagian Barat atau lebih dikenal dengan
propinsi JaBar, mereka tidak bisa disebut sebagai ‘orang Jawa’ atau
berasal dari ‘suku Jawa’. Penduduk di provinsi ini lebih dikenal dengan
sebutan ‘orang Sunda’ atau ‘suku Sunda’.
Sementara
daerahnya sering terkenal dengan sebutan ‘Tatar Sunda’ PaSundan, atau
‘Bumi Parahyangan’ dengan Bandung sebagai pusatnya.
Kultur Budaya
Suku Sunda atau
masyarakat Sunda merupakan mayoritas penduduk Jawa Barat. Dalam catatan
sejarah, pada tahun 1851 suku Sunda sudah merupakan penduduk terbesar di
Jawa Barat yang berjumlah 786.000 jiwa. Pada tahun 2008, suku Sunda
diperkirakan berjumlah lebih kurang 34 juta jiwa.
Secara fisik sulit
dibedakan antara orang Sunda dan orang Jawa yang sama-sama mendiami
Pulau Jawa. Perbedaan yang nampak sebagai penduduk Pulau Jawa, akan
tampak jelas ditinjau dari segi kebudayaannya, termasuk bahasa, jenis
makanan yang disukai dan kesenian yang dimiliki.
Berbeda dengan ‘suku Jawa’ yang mayoritas hidup di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur, suku Sunda tidak menggunakan bahasa Jawa tetapi bahasa ‘Sunda’.
Bahasa Jawa dan bahasa
Sunda jelas memiliki perbedaan yang signifikan. Selain memang mempunyai
perbedaan ejaan, pengucapan dan arti, bahasa Jawa lebih dominant dengan
penggunaan vocal ‘O’ diakhir sebuah kata baik itu dalam pemberian nama
orang atau nama tempat, seperti Sukarno, Suharto, Yudhoyono, Purwokerto,
Solo dan Ponorogo. Sementara bahasa Sunda lebih dominant berakhiran
huruf ‘A’ seperti Nana Sutresna, Wiranata, Iskandar Dinata, Purwakarta
dan Majalaya.
Bagi masyarakat
Indonesia pada umumnya, suku Sunda dikenal sebagai masyarakat yang
senang memakan sayuran atau daun-daunan sebagai ‘lalaban’. Bagi orang
Sunda, dedaunan dan sambal merupakan salah satu menu utama setiap makan
selain tentunya lauk pauk lain seperti ikan dan daging.
Selain kebudayaan dan
makanan, salah satu karakteristik orang Sunda adalah terkenal dengan
karakternya yang lembut, tidak ngotot dan tidak keras. Mereka bersikap
baik terhadap kaum pendatang atau dalam bahasa Sunda ‘someah hade ka
semah’.
Karena sifat inilah tak
heran kalau penetrasi agam Islam ke daerah Sunda ketika pertama kali
Islam datang, sangat mudah diterima oleh suku ini. Sebagaimana mayoritas
penduduk Indonesia, Islam merupakan agama mayoritas orang Sunda. Yang
membedakannya, kelekatan orang Sunda terhadap Islam dipandang lebih kuat
dibanding dengan orang Jawa pada umumnya. Meskipun tentunya tidak
sekuat orang Madura dan Bugis di Makassar.
07.01
qurban Djulhijah
Aqiqah dan Qurban |
Ditulis oleh Dewan Asatidz |
Tanya - 1 --------- Ustadz, saya memiliki beberapa pertanyaan seputar masalah aqiqah sebagai berikut: Apakah hukumnya aqiqah bagi anak? Kapankah masanya aqiqah itu dilaksanakan? Bila anak tersebut belum diaqiqahkan hingga dewasa, apakah orang tua masih memiliki hutang untuk melaksanakannya? Bolehkah kita mengaqiqahkan diri kita sendiri? Bolehkah aqiqah tersebut kita wakilkan pelaksanaannya kepada orang lain dan bolehkah diganti bentuknya dengan uang seharga hewan aqiqah? Bolehkah aqiqah digabungkan pelaksanaannya dengan qurban? Terima kasih atas perhatiannya Maulana Achmad - Jaksel --------- Tanya - 2 ---------
--------- Tanya - 3 --------- Saya merencanakan untuk meng-aqiqah-kan anak saya.
Kakung W - Kudus --------- Tanya - 4 --------- Yang mau saya tanyakan adalah masalah aqiqah. Terus terang saya mempunya dua anak, putra dan putri yang belum saya laksanakan aqiqahnya. Berhubung beberapa kali masuk Rumah Sakit, sehingga membutuhkan biaya yang besar sampai perawatan berjalan saat ini. Praktis keuangan hanya pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari. Sekarang yang kecil berumur 1 1/2 tahun dan yang besar sudah hampir 3 tahun. Pertanyaannya adalah:
Yudhi - Pondok Gede --------- Tanya - 5 --------- Saya ingin menanyakan masalah aqiqah, anak saya sudah berumur 9 bln /laki2, karena baru sekarang ini ada rizekinya maka saya ingin melaksanakan aqiqah tersebut. Nah ..bagaimana caranya, dan apakah saya juga harus memberikan selamatan (besekan) atau cukup dengan potong kambing saja dan dibagikan. Tolong mohon penjelasannya. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Tono - Jakpus Jawab: Aqiqah adalah sembelihan demi mensyukuri kelahiran jabang bayi, yang dilaksanakan pada hari ke-tujuh. Hukumnya sunat, menurut sebagian besar ulama, dan menurut ulama' Hanafiyah hukumnya mubah (dilaksanakan tidak dapat pahala, ditinggal tidak pula berdosa). Ada juga yang mengatakan wajib, seperti pendapatnya Imam al-Laitsy. Hikmah disyari'atkannya aqiqah adalah mensyukuri ni'mat Allah yang telah mengaruniai jabang bayi, juga untuk menumbuhkan rasa persaudaraan di antara sanak famili dan handai tolan, dengan mengundang mereka pada pesta aqiqah tersebut. Aqiqah dilaksanakan dengan menyembelih seekor kambing untuk seorang bayi. Sama saja, baik bayi laki-laki atau perempuan. Karena Rasulullah meng-aqiqahi ke dua cucunya, Hasan dan Husein, seekor untuk Hasan dan seekor untuk Husein. Ada juga yang berpendapat, jika bayi laki-laki harus 2 ekor kambing dan satu ekor untuk bayi perempuan, yang didasarkan pada hadis Rasul: 'anil ghulaami syataani mukaafiataani wa 'anil-jaariyati syaatun" (dua kambing untuk bayi laki-laki, seekor kambing untuk bayi perempuan). Saya kira, tinggal melihat kondisi. Kalau mampu membeli dua ekor kambing (jika bayi kita laki-laki), ya akan lebih baik. Dengan melaksanakan aqiqah, maka seaakan-akan sang bapak telah membebaskan anaknya dari tuntutan. "Kullu mauluudin marhuunun bi 'aqiiqatihi" (setiap bayi tertuntut sampai pelaksanaan aqiqahnya), kata sebuah hadis. Menjawab pertanyaan Saudara Maulana yang lain yang belum terjawab:
Utk Saudara Haris, Walaupun pelaksanaan aqiqah disunatkan pada hari ketujuh setelah kelahiran, para ulama berpendapat aqiqah tetap disunatkan selama bayi belum diaqiqahi. Bahkan Nabi pun baru melaksanakan aqiqah atas diri beliau setelah menerima tugas kenabian. Jadi, kalau Anda mau melaksanakan pada hari ke-30 itu juga tak apa-apa. Sedang daging aqiqah memang seharusnya disajikan dalam keadaan matang, kebalikan dari daging kurban yang harus dibagikan dalam keadaan mentah. *** Utk Saudara Kakung, Keinginan Anda mengundang teman-teman Anda dalam acara aqiqah itu memang disunatkan/dianjurkan demikian. Juga jangan lupa untuk mengundang sanak famili. Adapun mengalihkan biaya aqiqah ke panti asuhan, itu tidak menggugurkan kesunatan aqiqah. Maksudnya, aqiqah dan bersedekah itu ibadah tersendiri, sama-sama disunahkan, tidak saling mengganti. Jadi, bila Anda mengalihkan biaya aqiqah untuk disedekahkan ke panti asuhan itu hak Anda. Boleh-boleh saja dan Anda tentu mendapat pahala sedekah. Tapi kesunatan melaksanakan aqiqah belum gugur. *** Untuk Saudara Yudhi, Pertanyaan-pertanyaan Anda sudah terjawab pada keterangan di atas. *** Untuk Saudara Tono, Untuk mengadakan pesta aqiqah, sesuaikan saja dengan adat setempat. Bagaimana kebiasaan di lingkungan Anda dalam mengadakan pesta-pesta macam selamatan apa saja. Kalau biasanya pakai besekan ya pakai besekan. Kalau biasanya hanya mengundang makan bersama sanak famili dan tetangga di rumah, ya kerjakan seperti itu. Yang perlu diingat, dalam mengadakan 'aqiqahan ini, mengikuti sunah Rasul, unsur terpokok adalah (menyembelih) kambing, atau sapi untuk 7 bayi.(selengkapnya baca jawaban di bawah). Dari daging sembelihan itulah yang digunakan untuk pesta/selamatan. Arif Hidayat, Muhammad Niam, dan Ali Mashar |
06.50
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi yang membacanya.” ( HR Muslim)
“Bacalah oleh kalian Az-Zahrawayain, yaitu surat Al-Baqarah dan surat Ali-Imran, karena sesungguhnya kedua surat itu akan datang seperti dua gumpalan awan, atau seperti dua belukar hutan, atau seperti dua kawanan burung yang berbulu tebal untuk menaungi pembacanya di hari kiamat.” (HR Muslim dan Ahmad)
Referensi
http://abinyaazka.blogspot.com/bulan-ramadhan-bulannya-al-quran.html
Cara mengkhatam al-quran dibulan ramadhan
Written By Unknown on Senin, 10 Juni 2013 | 06.50
Posted on 29 July 2011 by Kang Agus
3 Votes
Saya mendapatkan sms dari teman saya tentang cara mengkhatamkan al-quran baik dibulan ramadhan maupun dibulan-bulan yang lainnya. Mengkhatam itu sendiri artinya menamatkan, menyelesaikan bacaan alquran atau mengaji. berikut ini adalah caranya :
- Niatkan semata-mata ibadah karena Allah
- Al-qur’an terdiri dari 30 juz
- Bulan hijriyah maksimal 30 hari
- Jadi 1 hari = 1 juz
- 1 juz dalam al-qur’an biasanya terdiri dari 10 lembar
- 10 lembar di bagi kedalam 5 waktu sholat
Jadi, minimal 1 waktu sholat setiap hari kita membaca 2 lembar atau 4 halaman alqur’an : )Kabar Gembira
“Bacalah oleh kalian Al-Qur`an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi yang membacanya.” ( HR Muslim)
“Bacalah oleh kalian Az-Zahrawayain, yaitu surat Al-Baqarah dan surat Ali-Imran, karena sesungguhnya kedua surat itu akan datang seperti dua gumpalan awan, atau seperti dua belukar hutan, atau seperti dua kawanan burung yang berbulu tebal untuk menaungi pembacanya di hari kiamat.” (HR Muslim dan Ahmad)
Sekian artikel dari saya semoga bermanfaat untuk teman-teman dan anda semua…aamiinYa Allah…
Sayangilah kami dengan Al-Qur’an
Jadikanlah ia sebagai imam, hidayah dan rahmat bagi kami..
Ingatkanlah apa yang kami lupa dari Al-Qur’an, dan ajarilah apa yang belum kami ketahui..
Berilah kami kemampuan utk selalu membacanya siang dan malam
Referensi
http://abinyaazka.blogspot.com/bulan-ramadhan-bulannya-al-quran.html